Prinsip Etos Kerja 4 As ( Keras, Cerdas, Tuntas Dan Ikhlas )

1. Kerja Keras.

Orang-orang yang sukses kalau kita pelajari kebiasaan hidupnya mereka adalah orang-orang yang penuh disiplin dan pekerja keras. Contoh Lawyer kondang Hotman Paris Hutapea kebiasaan beliau berangkat kerja setiap hari jam 4 pagi, kebanyakan orang masih terlelap tidur beliau sudah berangkat kerja. Hasil dari kerja kerasnya beliau sehingga menjadi salah satu  lawyer kondang di Indonesia dengan tarif Rp. 1,3 Miliar  setiap kasus yang ditangani.  Prinsip kerja keras harus didukung oleh kapasitas intelektual yang memadai sebagai hasil dari pendidikan formal,  demikian yang disampaikan oleh pengusaha sukses Sandiaga S. Uno.

 

2. Kerja Cerdas.

Kebanyakan dari kita biasanya bekerja terjebak dengan rutinitas, atau ada istilah orang Serang Banten “Napak Kebo” perhatikan oleh Saudara kerbau kalau jalan tiap hari tidak pernah pindah, selalu melewati jalan yang setiap hari dilewati. Pentingnya kerja cerdas yaitu kita dituntut untuk lebih kreatif dan menghadirkan inovasi  sehingga kita bisa bekerja lebih efektif. Contoh promosi kreatif yang disampaikan oleh Bapak Direktur PT. Jamkrida Banten pada saat kita ke Mall atau di acara-acara yang dihadiri oleh banyak pejabat, pengusaha minta kepada Customer Service atau Panitia Acara (MC) untuk memanggil driver melalui pengeras suara dengan menyebutkan dari PT. Jamkrida Banten. Agar pinsip kerja cerdas terus berkesinambungan kita harus membudayakan kebiasaan membaca, baik itu ketentuan-ketentuan yang berlaku dimana kita bekerja, atau membaca buku, journal, media masa yang mendukung  pekerjaan kita.

 

3. Kerja Tuntas.

Dalam menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan yang menjadi tanggungjawab kita dibutuhkan kesungguhan, fokus, konsistensi dan kesabaran, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang telah ditargetkan. Banyak kegagalan dalam hidup ini, itu dikarenakan kita tidak menyadari betapa dekatnya kita dengan keberhasilan pada saat kita menyerah (Sandiaga S. Uno). Jangan sampai kita menunda-nunda pekerjaan karena akan berdampak negatif terhadap penilaian dari customer apabila pekerjaan itu berkaitan dengan pelayanan kepada mitra kita, dan akan menghambat divisi/bagian lain apabila pekerjaan tersebut berkaitan dengan antar divisi atau bagian, dibiasakan membuat target waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan/proyek tertentu sehingga kita akan lebih fokus dalam bekerja.

 

4. Kerja ikhlas.

Belajar ikhlas butuh proses dan waktu yang tidak sebentar, dibutuhkan ilmu tauhid yang kuat agar kita ikhlas dalam beribadah, dimana bekerja merupakan bagian dari ibadah. Jangan sekali-kali kita mengharapkan pujian dari makhluk dalam beribadah, karena kita akan sakit hati pada saat kita tidak mendapatkan pujian dari makhluk (Pimpinan, Rekan, Bawahan), berharaplah untuk mendapatkan pujian hanya dari Allah SWT sehingga kita akan terus-menerus memperbaiki kualitas ibadah kita, termasuk ibadah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan/tugas yang menjadi tanggungjawab kita ( K.H. Abdullah Gymnastiar ). Yang namanya kerja ikhlas itu tidak harus diawasi secara terus-menerus oleh Pimpinan, ada Pimpinan atau tidak ada Pimpinan yang bersangkutan akan tetap bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya, itulah yang sering kita dengar yang dinamakan pengawasan melekat.

 

Referensi :

  1. Artikel kerja keras Hotman Paris Hutapea;
  2. Artikel etos kerja 4 AS,Sandiaga S.Uno;
  3. Ceramah KH. Abdullah Gymnastiar.
  4. Foto mengambil dari google;

Bagikan Berita ini

Tinggalkan Komentar

Menu Disabilitas