Hubungan Yang Baik Antara Atasan Dan Bawahan Dapat Meningkatkan Produktivitas Tim

Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa memiliki teman di tempat kerja, merupakan sebuah hal yang baik. Bahkan menurut berbagai penelitian menyebutkan bahwa persahabatan yang berarti di tempat kerja, memiliki manfaat positif seperti peningkatan kesejahteraan emosional, kepercayaan dan kesetiaan. Hal ini karena berteman dan menjaga teman di tempat kerja akan mengurangi stres, kecemasan dan meningkatkan produktivitas. Persahabatan dalam karir mengarah pada umpan balik yang lebih jujur, rasa memiliki yang lebih besar, peningkatan kerja tim dan kolaborasi yang lebih tinggi. Pertemanan tersebut tidak hanya terjadi pada sesama rekan kerja, tetapi juga berlaku untuk pemimpin dan karyawannya. Jika kita bisa membawa persahabatan dengan karyawan, maka kita dapat mematikan koneksi yang sehat dan produktif.

Keuntungan berteman dengan karyawan sendiri bisa dikenali dari timbulnya obrolan yang lebih santai, tidak ada kecanggungan, juga adanya keterbukaan, tidak takut untuk mengeluarkan segala gagasan dan pendapat mereka. Koneksi juga dapat membantu mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Akibatnya kita akan lebih saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Juga lebih berkomitmen untuk saling membantu ketika dibutuhkan.

Namun tentu hal ini juga memiliki dampak negatifnya. Misalnya, jika pertemanan mengalami konflik di luar pekerjaan dan masing-masing tidak profesional, maka kemungkinan besar kinerja dan profuktivitas akan menurun dan juga bisa menciptakan lingkungan kerja yang buruk.

Masalah lain yang mungkin harus dihadapi adalah timbulnya ketidaksukaan pihak laih bahkan membenci kedekatan atasan dan karyawan. Kecurigaan yang paling mendasar bahwa pimpinan atau atasan akan berbuat pilih kasih antara satu karyawan dengan karyawan lainnya dan dianggap tidak bisa adil.

Maka untuk memperoleh keseimbangan dan berhasil menjalin pertemanan dengan karyawan. Berikut adalah beberapa cara terbaik untuk bekerja menuju dan mencapai keseimbangan yang lebih besar.

  1. Memperlakukan semua orang sama

Terkadang tidak mudah memperlakukan semua orang dengan cara yang sama, tetapi hal tersebut perlu dilakukan oleh seorang pemimpin.

Tindakan memperlakukan semua karyawan secara adil, dimana tidak ada karyawan yang difavoritkan namun semuanya mendapatkan pengarahan, pelatihan dan motivasi yang sama secara konsisten.

Salah satu cara untuk menjaga hal-hal yang sama diantara karyawan di tempat kerja, adalah memberikan perhatian khusus kita merekrut karyawan baru. Kita tidak bisa mempekerjakan mereka karena sifat mereka yang periang dan sama dengan kita. Namun sangat perlu untuk mengutamakan kualitas dan kualifikasi yang mereka punya serta bisa beradaptasi dengan budaya perusahaan.

Selain itu, hormati semua karyawan dan perlakukan mereka sebagaimana kita ingin diperlakukan.

  1. Jangan menjadi pemimpin yang negatif di hadapan karyawan

Untuk memotivasi tim dan mencapai hasil yang positif, kita perlu memberikan sikap kepemimpinan yang baik. Untuk menghindari kesalahan dalam kepemimpinan seperti menciptakan dan mengintimidasi, tidak menerima umpan balik, mencegah kreativitas dan inovasi, menolak perubahan dan tidak bisa menetapkan sasaran untuk organisasi.

Selain menjadi seorang pemimpin yang lebih efektif secara keseluruhan, meningkatkan ketrampilan kepemimpinan juga akan membuat kita mudah memperlakukan semua orang sama.

Kemudian di sepanjang keberlangsungan bisnis, kita juga bersama karyawan dan tim akan memperkuat bidang-bidang seperti keterampilan komunikasi dan kecerdasan emosional.

  1. Menetapkan aturan dasar

Sedekat apapun kita dengan karyawan, juga perlu ada jarak. Karena bagaimanapun juga, kita perlu untuk memiliki persepsi hirarki. Dengan adanya pemahaman otoritas, setidaknya kita bisa memastikan setiap orang dapat berkreasi dan berhubungan baik tanpa melewati batas.

Cara terbaik untuk tetap mematuhi pedoman kerja adalah dengan menetapkan aturan dasar. Misalnya kita dapat menghabiskan waktu di luar pekerjaan selama happy hour, menjadi sukarelawan, atau ketika menghadiri acara-acara industri. Namun tetap menjaga profesionalitas selama bekerja.

  1. Meluangkan waktu untuk memelihara hubungan

Jangan hanya berdiam diri di ruang kerja sepanjang hari. Keluarlah dan bergaul dengan semua orang di tempat kerja di sela-sela jam istirahat. Seperti halnya makan siang bersama atau ngopi di pagi hari sebelum mulai aktivitas kerja.

Ketika kita meluangkan waktu untuk mengenal karyawan, perlu untuk mencari tahu minat dan apa yang membuat mereka termotivasi. Kita juga bisa mempelajari bakat besar tersembunyi karyawan hingga menjadi aset berharga perusahaan.

  1. Jujurlah, percaya, dan pengertian

Semua hubungan yang kuat dibangun atas dasar kejujuran. Seperti halnya prinsip pertemanan, ketika karyawan melakukan suatu kesalahan seberapapun tingkat kefatalannya, pemimpin yang baik akan menggunakan komunikasi terbuka untuk membantu karyawan menjadi lebih baik, kata Tamara Luzajic for Humanity.

“Kejujuran adalah salah satu prinsip terbaik yang dapat Anda gunakan untuk membangun keseimbangan yang sehat antara merawat karyawan Anda dan membimbing mereka secara profesional. Semakin dekat Anda dengan seseorang pada tingkat pribadi, semakin sulit untuk memberi mereka umpan balik yang jujur ​​sebagai karyawan,” tambah Luzajic.

Selain itu, bangun kepercayaan dengan masing-masing karyawan. Misalnya, memberikan mereka jam kerja dan jadwal yang fleksibel. Hal itu menunjukkan bahwa kita mempercayai mereka untuk bisa diandalkan bekerja dimana, kapan dan bagaimanapun yang mereka kehendaki asal sampai pada tujuan dan target perusahaan. Akibatnya, ini akan menciptakan budaya yang lebih positif dan produktif.

Dengan memberikan izin pada mereka yang memerlukan libur, karena merawat keluarga atau peristiwa penting tanpa benefit atau menghukum mereka.

  1. Mintalah bantuan pihak ketiga

Terakhir, jika kita tidak merasa cukup percaya diri untuk mencapai keseimbangan antara menjadi bos dan teman, cari bantuan dari orang lain. Misalnya, kita mungkin ingin membuat pihak yang tidak memihak membuat keputusan penting, seperti mempromosikan atau memecat karyawan. Jangan menyebutkan apa pun tentang perasaan dan hubungan pribadi dengan pihak ketiga dan berikan mereka otonomi penuh untuk menentukan keputusan.

Sebagai bos, kita harus menjaga kesejahteraan diri sendiri sejauh koneksi tempat kerja. Lakukan yang terbaik untuk kesejahteraan emosional dan kecerdasan emosional sehingga kita dapat tetap berada di puncak produktivitas tim. (Artiah)

Dari Sumber :

Menu Disabilitas