Memahami Konsep The Right Man On The Right Place

Dalam era bisnis yang kompetitif, peran strategis dari departemen Sumber Daya Manusia (SDM) semakin penting. Salah satu elemen kunci dalam manajemen SDM adalah memastikan bahwa Anda memiliki “The Right Man in The Right Place.

Apa Arti Dari “The Right Man on The Right Place”?

Konsep “The Right Man in the Right Place“, merujuk pada praktik manajemen SDM yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap karyawan ditempatkan pada posisi atau peran yang sesuai dengan keterampilan, kemampuan, dan potensi mereka.

The right man in the right place bukan hanya tentang mencocokkan seseorang dengan tugas yang mereka kuasai, tetapi juga tentang memahami kebutuhan organisasi dan mencari individu yang cocok dengan budaya dan tujuan perusahaan.

Tujuan penerapan the right man on the right place adalah mencapai kinerja yang optimal dan meningkatkan efisiensi organisasi.

 

Sekarang, mari coba kita ulas satu persatu pengertian dari konsep ini.

 

  1. Keterampilan dan Kemampuan yang Sesuai

Salah satu inti dari konsep ini adalah menempatkan orang dengan pekerjaan yang memerlukan keterampilan, skill dan keahliannya. Ketika seseorang memiliki skill yang sesuai dengan tugas yang diemban, hasil kerja cenderung lebih baik.

 

  1. Peran yang Sesuai

Tidak hanya tentang keterampilan, tapi juga tentang memastikan bahwa seseorang ditempatkan pada peran atau jabatan yang sesuai dengan minat, keinginan, dan bakat mereka. Ini dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja pada jabatan tersebut.

 

  1. Korespondensi dengan Kebutuhan Organisasi

Organisasi memiliki kebutuhan tertentu untuk mencapai tujuan mereka. Memastikan bahwa setiap karyawan mendukung kebutuhan tersebut adalah bagian penting dari konsep “The Right Man in the Right Place.” Ini juga berkontribusi pada keseluruhan kesuksesan organisasi.

  1. Menghindari Understaffing atau Overstaffing

Memastikan bahwa peran-peran kunci diisi dengan benar membantu menghindari masalah understaffing (ketidakcukupan tenaga kerja) atau overstaffing (kelebihan tenaga kerja) yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi.

  1. Pengembangan Karyawan

Dikutip dari koran-jakarta.com, konsep ini juga melibatkan pengembangan karyawan untuk meningkatkan keterampilan mereka agar dapat mengisi peran yang lebih tinggi atau berbeda di masa depan.

Ini adalah investasi jangka panjang untuk membantu karyawan meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan.

 

Apa yang Harus Dilakukan untuk Menerapkan “The Right Man On The Right Place”?

Setelah mengetahui apa definisi dari The right man on the right place, sekarang kita akan membahas bagaimana caranya konsep ini dapat membantu divisi sumber daya manusia untuk menempatkan orang di posisi-posisi yang sesuai.

  1. Identifikasi Kebutuhan Organisasi:

Pertama-tama, identifikasi dengan jelas kebutuhan organisasi Anda. Apa tujuan bisnis Anda? Apa jenis keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut? Ini dapat melibatkan berbicara dengan pemangku kepentingan di organisasi Anda.

  1. Analisis Pekerjaan:

Lakukan analisis pekerjaan untuk setiap peran atau posisi dalam organisasi Anda. Ini melibatkan pengidentifikasian tugas dan tanggung jawab yang terlibat dalam pekerjaan tersebut, serta keterampilan dan kemampuan yang diperlukan.

  1. Proses Seleksi yang Teliti:

Saat merekrut karyawan baru, pastikan bahwa Anda memiliki proses seleksi yang cermat. Ini mencakup pemeriksaan latar belakang, wawancara, dan pengujian keterampilan. Pastikan bahwa kriteria yang digunakan untuk seleksi sesuai dengan kebutuhan posisi.

  1. Pengembangan Karyawan:

adalah meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan yang ada agar mereka dapat mengisi peran yang lebih tinggi atau berbeda di masa depan. Investasikan dalam pengembangan karyawan. Ini termasuk pelatihan, pendidikan, dan pengembangan keterampilan.

  1. Evaluasi Kinerja Berkelanjutan:

Terapkan proses evaluasi kinerja yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa karyawan tetap sesuai dengan peran mereka. Ini dapat melibatkan peninjauan tahunan atau lebih sering jika diperlukan.

  1. Fasilitasi Mobilitas Internal:

Dorong mobilitas internal di dalam organisasi. Ini berarti memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memajukan karir mereka di dalam perusahaan. Hal ini juga menciptakan fleksibilitas dalam penempatan karyawan.

  1. Keterlibatan Karyawan:

Melibatkan karyawan dalam proses penempatan dan pengembangan mereka. Mereka dapat memberikan masukan berharga tentang minat dan aspirasi mereka, yang dapat membantu dalam penentuan peran yang paling sesuai.

  1. Fleksibilitas dan Penyesuaian:

Sadarilah bahwa organisasi dapat berubah dari waktu ke waktu. Dalam kasus perubahan, siap untuk menyesuaikan penempatan karyawan sesuai dengan kebutuhan baru organisasi.

  1. Komunikasi yang Jelas:

Pastikan bahwa komunikasi internal yang jelas dan terbuka ada di seluruh organisasi. Karyawan harus memahami peran dan tanggung jawab mereka serta harapan yang ada.

  1. Kebijakan Penggajian yang Adil:

Pastikan bahwa kebijakan penggajian dan penghargaan adil dan transparan. Ini dapat menjadi insentif bagi karyawan untuk bekerja keras dan meningkatkan kinerja mereka.

Menerapkan konsep “The Right Man on the Right Place” memerlukan perencanaan dan komitmen yang kuat dari manajemen SDM.

Dengan berfokus pada mencocokkan karyawan dengan peran yang sesuai, organisasi dapat mencapai kinerja yang optimal dan membangun keberhasilan jangka panjang.

 

Tantangan dalam penerapan the right man on the right place

Penerapan pendekatan ini tentunya tidak akan mudah, tim sumber daya manusia perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. Analisis Kebutuhan: Identifikasi kebutuhan organisasi secara cermat, termasuk keterampilan, pengetahuan, dan tujuan yang diperlukan. Ini membentuk dasar untuk penempatan karyawan yang sesuai.
  2. Proses Seleksi yang Teliti: Kembangkan proses seleksi yang komprehensif untuk memastikan karyawan yang direkrut sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
  3. Pengembangan Karyawan: Investasikan dalam pelatihan dan pengembangan karyawan yang ada untuk meningkatkan keterampilan dan kualifikasi mereka.
  4. Evaluasi Kinerja Berkelanjutan: Terapkan proses evaluasi kinerja yang berkelanjutan untuk memantau kelayakan karyawan di peran mereka.
  5. Keterlibatan Karyawan: Libatkan karyawan dalam perencanaan karir mereka dan pertimbangkan aspirasi dan minat mereka dalam penempatan.
  6. Komunikasi yang Jelas: Pastikan komunikasi yang jelas dan transparan tentang peran dan tanggung jawab karyawan.
  7. Kebijakan Penggajian yang Adil: Tetapkan kebijakan penggajian yang adil dan insentif yang sesuai untuk memotivasi karyawan.
  8. Komitmen Manajemen: Pastikan manajemen organisasi memiliki komitmen yang kuat terhadap konsep ini dan memberikan sumber daya yang diperlukan.

Apa Saja Kendala Ketika Menerapkan “The Right Man On The Right Place”

 Untuk menerapkan konsep ini pasti ada beberapa hambatan dalam pengaplikasiannya. Apa saja hambatan tersebut?

  1. Mudah Jenuh

Dengan memplotkan seorang karyawan berdasarkan resume atau CV yang dipunya berdasarkan database karyawan, seseorang dapat mudah jenuh dengan pekerjaan yang berulang.

Tidak sedikit juga karyawan yang ingin menambah skillnya di bidang lain. Sehingga hal ini membuat karyawan menjadi mudah jenuh dengan pekerjaan yang sedang digeluti dan produktivitas menurun.

  1. Kurangnya Pengalaman

Salah satu kendala yang cukup banyak ditemui yaitu kurangnya pengalaman karyawan tersebut. Walaupun memiliki latar belakang yang baik dan sesuai dengan kualifikasi, namun dengan kurangnya bahkan tidak memiliki pengalaman membuat hal ini menjadi cukup sulit.

  1. Persaingan Sengit Antar Karyawan

Walaupun banyak lapangan kerja terbuka lebar, namun keterampilan yang dipunyai setiap karyawan hampir sama. Oleh karena itu, persaingan antar karyawan akan semakin sengit.

Sehingga HR dituntut untuk lebih jeli dan detail agar menemukan the right man on the right place. Perbedaan sedikit skill antar karyawan juga ikut mempengaruhi performa perusahaan suatu saat nanti.

Jadi, pastikan karyawan bersaing secara sehat untuk meningkatkan kinerja perusahaan, bukan untuk kepentingan individu semata.

  1. Salah Perkiraan Terhadap Sumber Daya Manusia

Salah penilaian bisa menjadi hambatan dalam penerapan filosofi ini.

Misalkan, ada seorang karyawan memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, namun karena hobi dan kesukaannya terhadap menggambar, membuat dia lebih fokus pada desain grafis atau apapun diluar ranah akuntansinya. Padahal IPK selama kuliah mendapatkan hasil yang memuaskan.

Hal ini bisa menjadi salah penempatan oleh HR dalam menentukan penempatan posisi. Di satu sisi, memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan yang cukup baik namun lebih menekuni desain grafis sehingga menjadi lebih expert. Oleh karena itu, filosofi ini bisa menjadi bimbang dan salah penempatan.

  1. Mindset Yang Kurang Tepat

The right man on the right place dapat disalah artikan jika seorang individu memiliki mindset yang salah. Seringkali seorang individu merasa posisi tersebut hanya cocok dengan orang yang memiliki kualifikasi wajib sama persis, sehingga membuat kesempatan bagi yang lain akan pupus.

Sebenarnya bukan itu tujuannya. Karena filosofi tersebut dimaksudkan agar memudahkan dalam memposisikan seseorang di kantor tersebut. Pastinya setiap perusahaan memiliki pertimbangan mengapa seseorang diberikan jabatan terlepas dari faktor skill dan lainnya.

 

Apa yang Harus Dilakukan Untuk Menerapkan “The Right Man On The Right Place”?

Setelah anda mempelajari tujuan dan filosofis ini dan hambatan yang sekiranya akan dihadapi, ada hal yang harus anda lakukan agar filosofi ini dapat diterapkan dan tepat sasaran:

  1. Evaluasi minat dan latar belakang karyawan.
  2. Bertanya kepada karyawan goals yang ingin diambil selama bekerja di perusahaan ini.
  3. Sharing pengalaman yang menarik dan kurang menarik selama bekerja.
  4. Pimpinan wajib peka terhadap karakteristik karyawan.
  5. Mengenal satu sama lain agar tidak membuat gap yang terlalu besar.

Kesimpulan :

Istilah “the right man on the right place” sudah banyak diterapkan oleh perusahaan untuk membentuk strategi pengembangan perusahaan dan sumber daya manusia-nya.

 

Strategi ini bisa menjadi kurang tepat jika tidak memiliki tujuan dan maksud dalam pembentukannya.

 

Semoga artikel ini dapat membantu anda untuk menerapkan “the man on the right place”.

 

Sumber :

  • com
  • https://www.presensi.co.id
Menu Disabilitas