Teknik Manajemen Risiko

Organisasi mempunyai beberapa alternatif untuk mengelola risiko yang dihadapi, yaitu;

1.   Penghindaran risiko (risk avoidance).

Jika memungkinkan risiko yang tidak perlu, risiko yang bisa dihilangkan tanpa ada pengaruh negatif terhadap pencapaian tujuan, bisa dihindari.

Contoh pemilihan Gudang yang tempatnya rawan banjir dengan yang aman banjir.

2.   Penanggungan atau penahanan risiko (risk retention).

Perusahaan menanggung sendiri risiko yang muncul, jika risiko benar-benar terjadi, Perusahaan harus menyediakan dana untuk menanggung risiko tersebut. Contoh mengasuransikan kebakaran pabrik hanya 70% dari nilai pabrik, 30% ditanggung sendiri.

Contoh penjaminan kredit, nilai penjaminan di reasuransi sebesar 75%, sedangkan 25% retensi sendiri.

3.   Pengalihan risiko (risk transfer).

Memindahkan risiko ke pihak lain.

Risk transfer dapat dilakukan melalui beberapa cara;

a.     Asuransi, (risiko kecelakaan kerja, risiko kematian, risiko tabungan tidak terbayar oleh bank, risiko kebakaran/kerusakan property.

b.     Hedging,(lindung nilai pada dasarnya mentransfer risiko kepada pihak lain melalui transaksi instrument keuangan). Contoh untuk menghindari risiko turunnya nilai rupiah terhadap dolar USA, dilakukan hedging 3 bulan ke depan.

c.     Incorporated (membentuk perseroaan terbatas), jika Perusahaan bangkrut/pailit risikonya hanya sebatas modal yang di setorkan kepada Perusahaan.

4.   Pengendalian risiko.

Untuk risiko yang tidak bisa dihindari organisasi perlu melakukan pengendalian risiko. Dengan menggunakan dua dimensi probabilitas dan severity, pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas munculnya kejadian,  mengurangi tingkat keseriusan/dampak, atau keduanya.

Teori untuk memahami karakteristik risiko, yaitu;

1)  Teori domino (Heinrich 1959).

Penelitian oleh Heinrich menunjukkan bahwa factor ketiga (Tindakan yang berbahaya) menjadi penyebab utama dari kecelakaan kerja (sekitar 88%)

2)   Rantai risiko (risk chain).

Menurut mekhofer 1987 risiko yang muncul bisa dipecah kedalam beberapa komponen;

a)   Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya risiko);

b)  Lingkungan dimana hazard tersebut berada;

c)   Interaksi antara hazard dengan lingkungan;

d)  Hasil dari interaksi;

e)  Konsekuensi dari hasil tersebut.

 

Contoh ; rantai risiko

Alternatif Manajemen Risiko

Frekuensi (probabilitas)

Severity (dampak/keseriusan/kerugian)

Teknik yang dipilih

Rendah

Rendah

Ditahan

Tinggi

Rendah

Ditahan

Rendah

Tinggi

Ditransfer

Tinggi

Tinggi

Dihindari

 

Referensi ;

Buku manajemen risiko (penulis Dr. Mamduh M.Hanafi,MBA) UT 2007.

Menu Disabilitas