APAKAH PERAN AKUNTAN DAPAT TERGANTIKAN OLEH TEKNOLOGI KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)
Teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan atau AI, telah membawa banyak perubahan dalam berbagai sektor industri, termasuk akuntansi. Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah menjadi alat penting dalam berbagai aplikasi bisnis, seperti analisis prediktif, pengolahan data, dan pelaporan keuangan otomatis (Brynjolfsson & McAfee, 2014). Kesiapan teknologi dan pembelajaran organisasi memainkan peran penting dalam adopsi teknologi baru, seperti cloud computing, yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka melalui teknologi digital yang lebih terintegrasi (Ruslaini dan Rizal, 2022). Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan teknologi menjadi kunci sukses dalam mengadopsi inovasi digital, termasuk AI di bidang akuntansi (Amelia et al., 2024).
Penerapan AI dalam akuntansi memicu diskusi tentang “apakah AI dapat menggantikan peran akuntan?”. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Davenport dan Kirby (2016) menunjukkan bahwa otomatisasi dan AI dapat melakukan pekerjaan rutin dan repetitif yang merupakan bagian penting dari pekerjaan akuntan konvensional. Namun, akuntansi mencakup interpretasi, etika, dan pengambilan keputusan, yang membutuhkan penilaian manusia, selain angka dan data (Richards & Jones, 2019). Oleh karena itu, kemampuan analisis dan pemahaman mendalam tentang standar keuangan dan prinsip akuntansi masih dikuasai oleh manusia. Selain itu, etika dan profesionalisme tetap menjadi landasan utama dalam profesi akuntansi yang tidak dapat digantikan oleh AI.
Keputusan akuntan sering kali melibatkan pertimbangan etis yang kompleks dan memerlukan evaluasi moral serta etika yang tidak bisa digantikan oleh AI. Kokina dan Davenport (2017) menyatakan bahwa AI pada akuntansi berfungsi sebagai alat pendukung keputusan, bukan sebagai pengganti manusia sepenuhnya. Mereka berpendapat bahwa gabungan AI dan akuntan dapat menghasilkan manfaat yang lebih besar bagi perusahaan, terutama dalam hal analisis data yang kompleks dan interpretasi hasil yang membutuhkan pemahaman kontekstual.
Kolaborasi antara AI dan akuntan manusia dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perusahaan dengan menggabungkan kemampuan analitis dan teknologi yang dimiliki oleh AI dengan keterampilan interpretasi dan evaluasi yang dimiliki manusia. Oleh karena itu, masa depan akuntansi di era digital bergantung pada kolaborasi antara manusia dan teknologi. Akuntan harus belajar keterampilan baru yang berkaitan dengan teknologi digital sambil tetap menjaga perannya sebagai pengambil keputusan strategis dan penjaga integritas keuangan.
Secara keseluruhan, bagaimana akuntan manusia dan AI dapat bekerja sama untuk mencapai hasil terbaik akan menentukan masa depan profesi akuntan. Oleh karena itu, sangat penting bagi akuntan dan pemangku kepentingan dalam industri ini untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi sambil mempertahankan standar profesionalisme dan etika yang tinggi.
RAL
Referensi:
Amelia, R., No, J. K., Rw, R. T., Jeruk, K., Jeruk, K. K., Barat, K. J., & Jakarta, K. I. (2024). Masa Depan Akuntansi : Akankah AI Menggantikan Akuntan The Future of Accounting : Will AI Replace Accountants STIE Kasih Bangsa , Indonesia. 3.
Brynjolfsson, E., & McAfee, A. (2014). The Second Machine Age: Work, Progress, and Prosperity in a Time of Brilliant Technologies. W.W. Norton & Company
Davenport, T. H., & Kirby, J. (2016). Only Humans Need Apply: Winners and Losers in the Age of Smart Machines. Harper Business.
Kokina, J., & Davenport, T. H. (2017). The Emergence of Artificial Intelligence: How Automation is Changing the Accounting Profession. Journal of Emerging Technologies in Accounting, 14(1), 115-122.
Richards, J., & Jones, E. (2019). Ethical Implications of AI in Accounting. Journal of Business Ethics, 164(2), 221-234.
Ruslaini, R., & Rizal, M. (2022). Adopsi Cloud Computing UMKM DKI Jakarta: Peran Kesiapan Teknologi dan Pembelajaran Organisasi. Journal of Business, Finance, and Economics (JBFE), 3(1), 45-52