Laporan Arus Kas Perusahaan Penjaminan

Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flow) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.
Kas yang besar merupakan kondisi over investment dalam kas, jika kas minim maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban yang jatuh tempo. Kas sangat penting peranannya dalam perusahaan, oleh karena itu perlu dibuat peren lookcanaan dan pengendalian sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya.

I. Metode penyusunan laporan arus kas ada 2 (dua) yaitu :

1. Metode langsung
2. Metode tidak langsung

Penyusunan arus kas metode langsung sumber datanya yaitu dari laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan (neraca). Sedangkan metode tidak langsung sumber datanya hanya dari mutasi laporan posisi keuangan (neraca).

Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/SEOJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Perusahaan Penjaminan Kredit, penyusunan laporan arus kas menggunakan metode langsung. Pengertian kas menurut surat edaran tersebut yaitu uang fisik dan simpanan pada bank dalam bentuk giro dan tabungan.

II. Format laporan arus kas perusahaan penjaminan.

I. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI.

1. Penerimaan Imbal Jasa Penjaminan (IJP); (+)
2. Penerimaan klaim dari mitra co-guarantee; (+)
3. Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya; (+)
4. Pembayaran IJP co-guarantee/IJPU; (-)
5. Pembayaran klaim kepada terjamin; (-)
6. Pembayaran biaya-biaya tunai; (-)
7. Pembayaran untuk aktivitas operasi lainnya; (-)
8. Kas bersih dari/(untuk) aktivitas operasi (+/-)

II. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI.

1. Penerimaan hasil investasi; (+)
2. Penerimaan dari aktivitas investasi lainnya; (+)
3. Penempatan investasi yang diperkenankan; (-)
4. Pembelian aset tetap; (-)
5. Pembayaran untuk aktivitas investasi lainnya; (-)
6. Kas bersih dari/(untuk) aktivitas investasi (+/-)

III. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN.

1. Penerimaan dari setoran modal; (+)
2. Penerimaan dari penerbitan obligasi wajib; (+)
3. Penerimaan dari aktivitas pendanaan lainnya; (+)
4. Pembayaran deviden; (-)
5. Pembayaran untuk aktivitas pendanaan; (-)
6. Kas bersih dari/(untuk) aktivitas pendanaan (+/-)

IV. Kenaikan/penurunan saldo kas dan setara kas ( I+II+III)

V. Saldo awal kas dan setara kas;

VI. Saldo akhir kas dan setara kas ( IV + V )

III. Contoh beban yang tidak berpengaruh terhadap laporan arus kas metode langsung yaitu :

a. Beban penyusutan aktiva tetap dan inventaris;
b. Beban amortisasi aktiva tetap tidak berwujud;
c. Beban amortisasi beban ditangguhkan ( pemakaian alat tulis kantor, asuransi );
d. Beban pembentukan cadangan klaim;
e. Beban pajak penghasilan karyawan yang belum dibayar;
f. Beban akuisisi/ujroh.

IV. Kesimpulan laporan arus kas perusahaan penjaminan.

Kas bersih dari/(untuk) aktivitas operasi idealnya harus positif artinya bahwa penerimaan imbal jasa penjaminan (IJP) harus lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk biaya-biaya tunai perusahaan dan pembayaran imbal jasa penjaminan ulang (IJPU)/penjaminan bersama, sehingga surplus tersebut dapat dialokasikan untuk penempatan investasi baik dalam bentuk deposito atau surat-surat berharga;
Kas bersih dari/(untuk) aktivitas investasi idealnya harus negatif artinya bahwa penempatan investasi dalam bentuk deposito atau surat-surat berharga lebih besar, dibandingkan dengan pencairan investasi sehingga aset perusahaan akan terus meningkat;
Kas bersih dari/(untuk) aktivitas pendanaan idealnya harus positif artinya penerimaan modal disetor, penerimaan cash collateral harus lebih besar dibandingkan dengan pembayaran deviden, pajak, akuisisi sehingga surplus tersebut dapat dialokasikan untuk penempatan investasi baik dalam bentuk deposito atau surat-surat berharga;

Demikian artikel laporan arus kas perusahaan penjaminan yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Bagikan Berita ini

Tinggalkan Komentar

Menu Disabilitas